Kamis, 26 September 2013

Tugas kkpi...


SMK Putra Bangsa
By. Irwansyah
XI ap
SMK Putra Bangsa
Alamat sekolah  : Jl. Raya Jakarta Km. 09 Ciruas, serangbanten
VISI  : Menyiapkan Sumber daya manusia profesional yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan berakhlaq mulia sesuai tuntutan masyarakat dan dunia kerja.
MISI  : Menghasilkan lulusan yang profesional, memiliki pengetahuan, keterampilan dan mampu bersaing di dunia kerja.
Pilihan Dan Tujuan Jurusan
vJurusan ( program keahlian ) ;
*  Administrasi Perkantoran ( AP )
vTujuan Program Keahlian ;
*  Administrasi perkantoran (AP ) ;
* Administration staff
* Resepsionis
* Asistent Seceratary
* Front office
* Secretary
* Personal assistan
Fasilitas dan Kegiatan Sekolah
* Fasilitas sekolah ;
* Lokasi sekolah terjangkau dan strategis
* Laboraturium Administrasi perkantoran, Multimedia, dan Otomotif.
* Hotspot / wifi.
* Bursa kerja khusus.
* Setir Mobil.
* Sertifikat Komprtisi (B. Inggris, Komputer, dan LAS)
* Kegiatan Sekolah ;
* Pramuka
* Senam pagi
* Rohis
* PMR
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH


The end :)

Minggu, 15 September 2013

MEMELIHARA STANDAR PENAMPILAN PRIBADI


MEMELIHARA STANDAR PENAMPILAN PRIBADI
A.   HAKIKAT DAN PENTINGNYA PENAMPILAN SERASI
     Penampilan diri (grooming) sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi bagi tenaga pelayanan. Seperti sales, pedagang, atau penjual. Tentu saja harus selalu berpenampilan serasi dan menarik. Grooming artinya penampilan diri seseorang. Grooming dalam pelayanan prima adalah penampilan diri tenaga pelayanan, sales, sekertaris, atau pedagang pada waktu bekerja memberikan pelayanan kepada kolega dan pelanggan.
1.      Bersolek dan berhias sewajarnya
Cara bersolek dan berhias perlu diperhatikan agar penampilan kita serasi dan menarik. Serta tidak terkesan norak atau seronok. Bersolek hendaknya tidak berlebihan. Bersolek untuk pergi ke tempat kerja atau ke sekolah hendaknya sekedar saja. Kurang pantas seorang wanita atau remaja memakai kosmetik secara berlebihan. Sebab, hal itu akan menimbulkan kesan seolah-olah tidak tahu tata krama berdandan.
Menggunakan perhiasan pun hendaknya tidak berlebihan agar tidak menimbulkan kesan seolah-olah etalase berjalan. Perhiasan seperti anting-anting, kalung, gelang, cincin, tas, arloji, dan ikat pinggang hendaknya seperlunya saja. Jika memakai perhiasan emas berlebihan, tentu akan memancing timbulnya tindak kejahatan. Tidak jarang wanita yang mengenakan perhiasan emas menjadi korban pencurian dengan kekerasan.
2.      Berbusana secara rapi (well groomed)
      Well groomed adalah istilah inggirs yang digunakan untuk menggambarkan orang yang berbusana resmi dan menarik. Berbusana resmi dan menarik (personal appearance) tentu harus sesuai dengan etiket dan tata krama pergaulan di masyarakat.
      Di Indonesia tata cara berbusana resmi bagi pegawai negeri sipil ada aturannya. Menurut surat keputusan presiden RI Nomor 18 Tahun 1972 tentang Pakainan pejabat sipil, pakaian resmi pejabat sipil adalah PSH, PSR, PSL, dan PSN. Surat keputusan menhankam/pangab Nomor 569/V/75 tanggal 22 Mei 1975 mengatur tentang pakaian Anggota ABRI/TNI, yaitu PDU (I, II, III, IV), PDH, PDL (I dan II). Pakaian resmi untuk kaum wanita adalah pakaian kebaya. Di daerah pedesaan masih berlaku pakaian tradisional atau pakaian adat.
      Masuknya pengaruh budaya Barat, pakaian resmi untuk kaum pria adalah stelan kemeja lengkap dengan dasinya. Padahal menurut budaya Indonesia laki-laki menggunakan pakaian adat daerahnya masing-masing, seperti pakaian adat sunda, pakaian telok belanga atau baju kurung, pakianan adat jawa, pakaian adat bali, dan sebagianya.
      Berikut ini uraian pakaian resmi menurut tata cara berbusana internasional.
a.      Pakaian stelan lengkap
        Pakaian stelan lengkap terdiri atas pantalon, jas, dan dasi. Pada pagi hari tidak memakai warna hitam, tetapi warna light colour. Pada waktu mengikuti upacara kenagaraan mengenakan stelan jas dan dasi, kecuali jika dalam surat undangan tertulis “sport shirt” atau “no jacket”.
b.      Pakaian resmi (black tie)
      Pakaian resmi (black tie) terdiri atas celana hitam, kemeja putih, dasi kupu-kupu hitam, kaos kaki hitam, dan sepatu hitam. Di amerika serikat atau di Negara-negara barat untuk beberapa musim dipakai black tie. Di Indonesia, masalah pakaian resmi sangat fleksibel dan agak luwes, sehingga tidak harus selalu berpakian resmi.
c.       Dark suit
      Berbusana dark suit dianggap pakaian resmi untuk budaya Indonesia. Pakaian jenis ini dapat digunakan untuk pakaian sehari-hari. Pada acara resmi kenegaraan para pejabat boleh memakai stelan kemeja batik, yang penting sopan.
3.      Ukuran ketampanan dan kecantikan
      Ketampanan seorang pria sebenarnya lebih ditentukan oleh sifat kepribadian yang penuh wibawa, tanggung jawab, percaya diri, siap melindungi, sikap sportif atau kesatria, kepekaan rasa, dan sikap rela berkorban. Mungkin kita perlu mencamkan baik-baik ungkapan berikut ini “Hati sombong pangkal sifat-sifat yang tidak terpuji, sedangkan rendah hati adalah pangkal sifat-sifat yang anggun dan menarik.”
      Kecantikan seorang wanita juga tidak ditentukan oleh parasnya yang cantik dan bukan pula karena tubuhnya yang molek. Kecantikan seorang wanita sangat ditentukan oleh sifat-sifat kepribadian yang baik, seperti jujur setia, ramah, halus, tutur katanya, sensual, feminin, percaya diri, keibuan, dan mandiri. Itulah sebabnya mencul ungkapan “Wanita yang cantik adalah wanita yang cantik hatinya, bukan cantik parasnya.”
      Dengan demikian, ketampanan atau kecantikan tidak menjamin seorang laki-laki atau perempuan tampil menarik. Bahkan, tanpa bersolek atau berhias pun akan tampil cantik dan menarik jika memiliki sifat-sifat pribadi yang baik.
B.   PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
1.Pengertian kepribadian
       Kepribadian merupakan semua corak kebiasaan manusia yang terhimpun dalam dirinya dan digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri tehadap segala rangsangan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam. 
      Perkembangan kepribadian itu bersifat khas, unik, dan dinamis. Selama individu masih hidup, bertambah pengetahuan dan pengalamannya, maka kepribadiannya akan semakin matang. Allport (seorang ahli psikologi) menyebutkan, keperibadian adalah organisasi yang dinamis dari system psiko-fisik yang unik (khas) pada diri individu yang turut menentukan cara-cara penyesuaian diri dengan lingkungannya.
      Sigmund freud (1856-1939), menyebutkan bahwa kepribadian (jiwa) dibentuk oleh tiga kekuatan, yaitu id (ech), super ego (ueber ich), ego (ich). Id kebudayaan/hasil belajar, seperti dorongan seks, agresi, amarah, dan hal-hal yang bersifat traumatik. Id berada di bawah ketidaksadaran, sehingga kemunculannya sukar untuk dikendalikan. Super ego (akal sehat) berisikan dorongan-dorongan yang berasal dari id.
     Ego (perilaku/tindakan) adalah sitem energi yang langsung berhubungan dengan dunia luar. Jika ego lemah dan dikuasai oleh id, maka individu itu akan mengalami psikopati (dikuasai dorongan primitif,sehingga sering melanggar norma). Jika ego dapat dikuasai oleh super ego, maka individu itu akan mengalami neurosis (tidak menyalurkan dorongan primitifnya, sehingga hidupnya tertekan).
      Menurut Freud, untuk menyalurkan dorongan primitif yang tidak dibenarkanoleh super ego maka ego mengembangkan mekanisme pertahanan diri (defense mechanism). Freud menyebutkan ada 9 mekanisme pertahanan diri dalam diri manusia, sebagai berikut.
a.       Repression (represi), yaitu pengalaman yang menyakitkan akan ditekan ke alam bawah sadar.
b.      Reaction formation (pembentukan reaksi), yaitu individu bereaksi sebaliknya dari apa yang diinginkan agar tidak melanggar norma.
c.       Displacement (penempatan diri yang tidak tepat), yaitu pihak ketiga yang menjadi sasaran karena ia tidak mampu melakukannya kepada orang kedua.
d.      Projection (diproyeksikan), kesalahan sendiri dilemparkan kepada orang lain.
e.       Rationalization (mencari pembenaran), yaitu mencari alas an yang masuk akal (rasional) untuk menutupi kesalahannya.
f.       Suppression (menekan diri), yaitu menekan dorongan atau keinginan yang dianggap dapat melanggar norma ke alam bawah sadar.
g.      Sublimation (mencari tindakan yang lebih sesuai), yaitu dorongan atau keinginan yang tidak dibolehkan super ego (akal sehat) tetap dilakukan dengan tindakan yang lebih sesuai dengan norma yang berlaku.
h.      Compensation (kompensasi), yaitu menutupi kekurangan, kelemahan, atau kesalahan dengan cara berprestasi dalam bidang lain.
i.        Regression (regresi), yaitu menghindari kelemahan atau kegagalan dengan cara kembali ke taraf yang lebih rendah.
2.Pembentukan kepribadian
        Kepribadian selau berubah dan selalu berkembang sejalan dengan perkembangan kehidupan manusia. Pengertian lingkungan disini amat luas dan kompleks, mencangkup lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya, tempat kerja, nilai-nilai, norma-norma, serta lingkungan fisik, social, dan budaya. Lingkungan hidup yang luas dan kompleks tersebut memengaruhi kehidupan seseorang sejal ia lahir sampai akhir hayatnya.
        Manusia selain sebagi makhluk individu adalah makhluk sosial, sebagai makhluk individu, manusia memiliki keunikan yang berbeda dengan individu lainnya. Baik menyangkut inteligensi, bakat, minat, maupun sifat-sifat pribadinya. Sebagai mahkluk sosial, sejak dilahirkan manusia selalu berinteraksi dengan manusia-manusia lain dalam rangka memenuhi kebutuhan dan mempertahankan kehidupannya di muka bumi. Kebutuhan sosial itu antara lain bersosialisasi, berkomunikasi, berorganisasi sosial, dan sebagainya.
        Menurut aliran konvergensi, kepribadian (jiwa atau perilaku) terbentuk sebagai hasil perpaduan antara faktor pembawaan dengan faktor pengalaman. Faktor pembawaan bersumber dari dalam diri individu yang bersangkutan, seperti kecerdasan, bakat, minat, kemauan, dan sebagainya. Faktor pengalaman bersumber dari hasil pergaulan, pendidikan, agama, serta pengaruh nilai-nilai norma sosial. Pelopor aliran konvergensi adalah William stern (1887-1938), seorang psikologi berkebangsaan jerman. Menurut William stren, psikologi adalah ilmu tentang manusia yang mengalami dan menghayati kehidupannya.
        Teori konvergensi menengahi aliran nativisme dan emperisme. Menurut aliran nativisme bahwa yang menentukan kepribadian seseorang adalah faktor pembawaan. Sebaliknya adalah faktor pengalaman atau faktor lingkungan.
        Menurut aliran nativisme, jiwa atau kepribadian dipengaruhi oleh faktor pembawaan (bakat, kemauan, kecerdasan, sifat-sifat, dan lain-lain). Sejak dilahirkan individu telah membawa pembawaan (warisan biologis) berupa potensi diri yang jika dilatih dan dikembangkan akan menyebabkan individu itu berhasil dalam kehidupannya. Sebaliknya, aliran emperisme berpendapat bahwa jiwa dan keperibadian dipengaruhi oleh pengalaman atau faktor lingkungan. Manusia sejak lahir tidak membawa apa-apa, kosong bagaikan sehelai kertas putih (tabula rasa) yang belum ditulisi. Jiwa atau kepribadian itu ditulisi atau diisi oleh pengalaman sebagai hasil belajar dari lingkungannya.
        Didasari oleh pemikiran di atas, jung menggolongkan tipe-tipe keperibadian berdasarkan fungsi dan reaksinya, sebagai berikut.
a.   Berdasarkan fungsinya:
1)   Kepribadian rasional, yaitu tipe kepribadian yang dipengaruhi oleh akal sehat
2)   Kepribadian intuitif, yaitu tipe kepribadian yang dipengaruhi oleh firasat atau perasaan kira-kira.
3)   Kepribadian emosional, yaitu tipe kepribadian yang dipengaruhi oleh perasaan.
4)   Kepribadian sensitif, yaitu tipe kepribadian yang dipengaruhi oleh pancaindra sehingga cepat bereaksi.
b.   Berdasarkan reaksinya terhadap lingkungan:
1)   Kepribaidian ekstrover, yaitu tipe kepribadian terbuka, yang berorientasi ke dunia luar, sehingga sifatnya senang bergaul dan medah menyesuaikan diri.
2)   Kepribadian introvert, yaitu tipe kepribadian tertutup, yang berorientasi pada diri sendiri, sehingga sifatnya pendiam, jarang bergaul, dan suka menyendiri.
3)   Kepribadian ambivert, yaitu tipe kepribadian campuran yang tidak dapat digolongkan ke dalam kedua tipe di atas karena sifatnya bervariasi.